Mega Merah

Bersama dengan terbenamnya matahari di langit sore yang meninggalkan secercak mega merah nan indah , aku meluapkan semua yang terjadi hari ini. Tuhan tidak ada kah diantara mereka yang mengerti akan perasaan ku ? mengapa lidah tak bertulang itu dibuat untuk menyakiti hati seseorang ? kalau sudah begini harus kemana aku mengadu untuk sekedar menceritakan apa yang ku rasa ? seseorang yang mana setelah kepergian ayahku yang mengerti perasaan ku dan tidak bosan mendengarkan keluh kesah lalu di balasnya dengan sebuah tawa kecil yang menyejukkan tidak lupa nasihat diakhirnya. Lupakah mereka dengan yang pernah mereka omongkan ? yang akan selalu ada untuk meminjamkan telinganya ? Mereka bilang banyak yang menyayangi dan peduli dan kini aku menagihnya siapakah yang dimaksud menyayangi dan peduli itu ? sesimpel apa yang aku mau, Jika tidak bisa untuk selalu ada dan meminjamkan telinga, jika tidak bisa menyayangi dan peduli mengapa harus menyakiti lalu pergi meninggalkan luka yang kemana harus aku sembuhkan ? hanya sebuah selembar sajadah dengan tangan yang mengadah mengharap sang ilahi menenangkan dalam sujud mengelus kepala yang sudah tidak lagi sanggup menanggung beban dan sebuah pusara makam sang ibunda, tempat aku mengadukan semuanya meski tiada balasan setidaknya ia melegakan...

Comments

Popular Posts